Seminar Rabuan: Transformasi Metode Digital Untuk Penelitian – Pengumpulan Data Primer dan Sekunder Secara Daring

Transformasi metode digital bukan merupakan hal yang baru dan sejak beberapa tahun terakhir telah dirasakan penerapannya pada berbagai bidan. Namun demikian, tekanan yang berasal dari pandemi Covid-19 telah mempercepat difusi transformasi digital, termasuk pada proses maupun sumber data penelitian.

Masyarakat, termasuk peneliti di dalamnya, dituntut untuk selalu beradaptasi, khususnya ketika memasuki new-normal. Bertujuan untuk membekali masyarakat dengan ilmu dan keahlian yang bermanfaat, Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial mengadakan Seminar Rabuan dengan tema “Transformasi Metode Digital untuk Penelitian: pengumpulan data primer dan sekunder secara daring”. Seminar ini dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Oktober 2021.

Seminar Rabuan kali ini menghadirkan tiga narasumber yang merupakan pioner sesuai tema yang diangkat. Narasumber pertama adalah Bapak Setia Pramana, Ph.D. Beliau merupakan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dan Koordinator Pengembangan Model Statistik BPS RI. Selanjutnya, ada Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., Ketua Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM, yang juga merupakan Anggota Komite Etik FK-KMK UGM dan kontributor Modul Manajemen Etik dan Penguatan Integritas (MEPI) UGM. Narasumber ketiga adalah Bapak Taufik Sutanto, Ph.D. Beliau adalah Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, dan founder Tau Data Indonesia.

Seminar dibuka oleh MC, sekaligus menyambut kehadiran para peserta dan membacakan tata tertib seminar rabuan. Selanjutnya, moderator, Aditya Lia Ramadona, M.Sc., memperkenalkan narasumber sekaligus memandu jalannya presentasi dan diskusi.

Bapak Setia Pramana, Ph.D. menyampaikan presentasi tentang beberapa studi kasus pengumpulan data primer dan sekunder secara daring. Di awal presentasinya, Ia menegaskan bahwa data merupakan kekayaan Indonesia yang baru, dan hak atas data pribadi harus dilindungi oleh undang-undang. Bapak Setia Pramana, Ph.D. juga menyampaikan bahwa metode pengambilan data saat ini telah mengalami perubahan, yakni pengambilan data primer maupun sekunder dapat dilakukan secara daring.

Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan salah satu entitas yang telah menerapkan perubahan ini, contohnya, dengan memodifikasi sensus menjadi multi mode data collection dan online survey. Dalam presentasinya, Beliau  juga mengelaborasi beberapa studi kasus dari pengalamannya melakukan penelitian menggunakan data Twitter, Facebook, Trip Advisor, Booking.com, dan Google Trends. Dari platform ini peneliti dapat meneliti banyak topik, mulai dari melihat engagement pemerintah dan masyarakat, index kekayaan melalui pemetaan kemiskinan dengan satellite imagery, sampai melihat pandangan masyarakat tentang suatu kebijakan.

Presentasi dilanjutkan oleh Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D yang membawakan materi tentang “Etika Penelitian terkait Penggunaan Data Web dan Konten Media Sosial”. Prof Yayi menjelaskan bahwa etika penelitian adalah upaya perlindungan untuk menghormati hak dan kesejahteraan partisipan penelitian. Mulai di cikal-bakal pengembangannya, etika penelitian telah mengalami kemajuan yang signifikan, dari Nuremberg Code, Helsinki Declaration, Declaration of Human Rights, sampai dengan UNESCO. Ia juga menyampaikan bahwa, secara umum, perhatian komite etik adalah untuk melihat apakah ada pelibatan subjek manusia atau tidak, apakah penelitian melibatkan secara langsung, mengambil bagian kehidupan, mengambil bagian tubuh manusia, atau melakukan pengamatan pada subjek manusia.

Salah satu mekanisme untuk mengaplikasikan etika penelitian adalah dengan memberikan informed consent yang merupakan persetujuan untuk turut berpartisipasi dalam riset, setelah dijelaskan prosedur penelitiannya. Prof Yayi juga menjelaskan bahwa dalam informed consent, peneliti harus menjelaskan prosedur penelitian dengan bahasa yang mudah dimengerti dan perlunya pembaharuan persetujuan jika ada kondisi yang berubah. Dengan demikian, kedua belah pihak dari peneliti maupun subjek peneliti akan terlindungi.

Narasumber ketiga pada seminar ini adalah Bapak Taufik Sutanto, Ph.D.. Beliau memberikan insight mengenai “​​Kapasitas yang Perlu Dimiliki oleh Peneliti untuk Pemanfaatan Data Web dan Konten Media Sosial.” Dalam presentasinya, Bapak Taufik Sutanto menjelaskan bahwa sumber data digital tidak hanya semata-mata berasal dari media sosial, namun sumber data digital bisa didapatkan juga melalui, diantaranya, smart gadget, medical record, search engine, maupun data dari radio atau tv.

Teknik pengumpulan data digital data juga bermacam-macam, namun yang umum adalah crawling, scraping, dan proses pengolahan data dari artikel ke bentuk tabular. Sebelum mengakhiri presentasinya, Bapak Taufik Sutanto tidak lupa untuk memberikan beberapa pilihan software yang potensial digunakan oleh peserta, seperti Gephi, Tableau, Voyant, dan Orange, Julia, Python, dan R.

Setelah mendengar paparan presentasi oleh masing-masing narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Para peserta antusias bertanya dan diskusi berlangsung dinamis antara narasumber dan peserta. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama para peserta, moderator, MC, dan narasumber.

Seminar rabuan selengkapnya dapat dilihat melalui Channel YouTube Departemen HBES pada link berikut ini: