Guest Lecture: “Mental Health among Children: Issues and Potential Interventions”

Membangun Generasi Emas: Kesehatan Mental Anak Jadi Prioritas. Departemen HBES bersama UMEA adakan Guest Lecture: “Mental Health among Children: Issues and Potential Interventions”

Pada tanggal 30 Juli 2024, Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, sukses menggelar acara Guest Lecture dengan tema “Mental Health among Children: Issues and Potential Interventions.” Acara ini dilaksanakan di Ruang U24, Gedung Tahir, Sayap Utara FK-KMK UGM, serta disiarkan secara live melalui Zoom dan YouTube.

Acara dimulai tepat pada pukul 09:00 WIB, diawali dengan pembukaan oleh MC, Zilfani, yang berhasil menghangatkan suasana dan menyambut para peserta dengan ramah. Selanjutnya, dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, M.P.H., Ph.D., dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, mengambil alih peran sebagai moderator. Beliau memperkenalkan pembicara utama, Masoud Vaezghasemi, B.Sc., M.Sc., Ph.D., dari Department of Epidemiology and Global Health, Umeå University, Swedia.

Dalam sesi materi, Masoud Vaezghasemi memberikan presentasi yang mendalam dan informatif mengenai isu-isu kesehatan mental pada anak-anak serta intervensi potensial yang dapat dilakukan. Beliau membahas berbagai aspek penting, mulai dari faktor-faktor penyebab hingga strategi penanganan yang efektif.

Vaezghasemi menekankan pentingnya memahami faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan mental anak. “Kesehatan mental anak tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya mereka. Oleh karena itu, pendekatan yang terintegrasi dan berbasis komunitas sangat penting,” ujarnya.

Layanan kesehatan mental anak menjadi semakin penting, terutama di negara-negara berkembang, di mana stigma dan kurangnya sumber daya sering kali menghalangi akses ke perawatan yang diperlukan. Proyek ini berfokus pada pencegahan, identifikasi dini, dan pengobatan masalah kesehatan mental anak, dengan harapan dapat menciptakan sistem yang lebih responsif dan efektif.

Proyek ini juga mencakup inisiatif seperti CHILD-TeleMental, yang bertujuan untuk memanfaatkan teknologi dalam menyediakan layanan kesehatan mental yang berbasis data. Dengan memanfaatkan telemedicine, proyek ini berupaya menjangkau anak-anak yang tinggal di daerah terpencil dan sulit dijangkau.

Menurutnya dengan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah lokal dan organisasi non-pemerintah, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan mental anak di kawasan tersebut. Melalui kolaborasi internasional dan pendekatan yang inovatif, masa depan kesehatan mental anak di Asia Tenggara terlihat lebih baik.

Setelah pemaparan materi, sesi tanya jawab berlangsung dengan sangat interaktif. Masoud dengan antusias menjawab empat pertanyaan dari peserta yang hadir secara langsung dan tiga pertanyaan dari peserta online. Antusiasme peserta terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan keterlibatan aktif dalam diskusi.

Kegiatan ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan beberapa SDGs, terutama yaitu :

SDG 3: Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan: Inti dari presentasi adalah membahas isu kesehatan mental anak, yang merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan. Dengan fokus pada pencegahan, identifikasi dini, dan pengobatan masalah kesehatan mental, acara ini secara langsung berkontribusi pada pencapaian SDG 3.

SDG 4: Pendidikan Berkualitas: Kesehatan mental yang baik sangat penting untuk keberhasilan pendidikan. Anak-anak dengan masalah kesehatan mental seringkali mengalami kesulitan dalam belajar dan berinteraksi dengan teman sebaya. Dengan memahami isu ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan belajar yang lebih mendukung bagi semua anak.

SDG 10: Mengurangi Ketimpangan: Proyek CHILD-TeleMental yang memanfaatkan teknologi untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil menunjukkan komitmen untuk mengurangi ketimpangan dalam akses terhadap layanan kesehatan mental. Hal ini sejalan dengan tujuan SDG 10 untuk mengurangi ketimpangan antar dan dalam negara.

SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan: Kolaborasi internasional dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan yang disebutkan dalam berita menunjukkan pentingnya kerja sama untuk mencapai SDGs. Dalam hal ini, kemitraan antara universitas, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah menjadi kunci untuk mengatasi masalah kesehatan mental anak.

Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan acara ini. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang isu-isu kesehatan yang penting.

 

Highlight Instagram: lihat

Record Live Zoom: lihat

 

Penulis : Zilfani Fuadiyah Haq, Yusuf Mukasyafah Rizqi Rahman

Editor : Ari Prayogo Pribadi

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.