Social Network Analysis Jadi Kunci Memahami Ketahanan Pangan dan Intervensi Kesehatan Masyarakat

Yogyakarta, 29 Juli 2025 — Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial Program Magister Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM kembali menghadirkan narasumber internasional dalam kuliah tamu bertajuk “Social Network Analysis as the Determinant, Outcome, and Background of Public Health Intervention”. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini menghadirkan Dr. Julia Schröders, MA., M.Med.Sc., Ph.D., dari Department of Epidemiology and Global Health, Umeå University, Swedia.

Dalam paparannya, Julia menjelaskan bahwa social networks (jaringan sosial) berperan besar dalam membentuk perjalanan ketahanan pangan individu dan masyarakat. Jaringan sosial dipandang sebagai lived systems, yang berarti sistem dinamis yang terus berkembang dan mempengaruhi bagaimana individu menghadapi ketahanan dan kerentanan pangan. Konsep relational wealth atau kekayaan relasi menjadi kunci penting, di mana kualitas, aksesibilitas, dan keandalan hubungan sosial dapat membantu mengurangi dampak kerentanan struktural.

Julia menegaskan bahwa ketahanan pangan bersifat relasional dan memerlukan solusi berbasis relasi. Bukan hanya fokus pada intervensi struktural, tetapi juga bekerja bersama dengan jaringan sosial yang sudah ada di masyarakat. Relasi sosial dapat menjadi buffer, jalur pemulihan, dan sistem peringatan dini terhadap kerentanan pangan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kerentanan struktural dapat melemahkan kekuatan relasi sosial, sehingga penting bagi kebijakan publik untuk memperhatikan keseimbangan ini.

Dalam sesi tersebut, Julia juga memaparkan beberapa rekomendasi kebijakan, antara lain memperkuat sistem dukungan informal seperti kelompok bantuan komunitas dan kolaborasi antar rumah tangga, membangun bridging and linking capital melalui peran peer connectors dan inisiatif kelompok campuran, serta mendesain program bantuan yang peka terhadap hambatan relasi sosial seperti minimnya bantuan transportasi atau literasi digital yang rendah. Selain itu, indikator social network juga disarankan untuk dimasukkan ke dalam alat pemantauan ketahanan pangan. 

Acara yang dimoderatori oleh Yosephin Anandati Pranoto, S.Gz., M.S., RD dari FK-KMK UGM ini diikuti antusias oleh praktisi kesehatan masyarakat, peneliti, dosen, mahasiswa, dan alumni. Diskusi interaktif antara peserta dan narasumber menjadi penutup yang memperkaya pemahaman tentang bagaimana Social Network Analysis dapat digunakan sebagai infrastruktur penting dalam sistem kesehatan masyarakat.

Kuliah tamu ini memiliki relevansi erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Pemanfaatan Social Network Analysis dalam memahami ketahanan pangan berkontribusi langsung pada tercapainya SDG 2 (Zero Hunger) dengan memperkuat strategi pengentasan kelaparan melalui pendekatan berbasis relasi sosial. Selain itu, aspek kesehatan masyarakat yang dibahas sejalan dengan SDG 3 (Good Health and Well-Being) karena menekankan pentingnya jejaring sosial dalam meningkatkan resiliensi terhadap kerentanan pangan dan kesehatan. Pendekatan relasional juga membantu mengurangi kesenjangan akses terhadap sumber daya, mendukung tercapainya SDG 10 (Reduced Inequalities). Lebih jauh, kolaborasi antara akademisi internasional, praktisi, dan komunitas mencerminkan semangat SDG 17 (Partnerships for the Goals) yang menekankan pentingnya kemitraan global untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan..

Penulis : Zilfani Fuadiyah Haq

Editor : Ari Prayogo Pribadi

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *