Seminar Rabuan: Riset Kolaboratif Kampus dan LSM dalam Bidang Kesehatan – Peluang dan Tantangannya

Seminar rabuan yang rutin diadakan oleh Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial kembali lagi dengan topik pembahasan yang tidak kalah menarik dengan seminar sebelumnya, topik kali ini membahas seputar “Riset Kolaboratif Kampus dan LSM dalam Bidang Kesehatan: Peluang dan Tantangannya” dimana seminar rabuan dilaksanakan pada tanggal 17 November 2021, pukul 10:00-12:00 WIB melalui platform Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming.

Pada kesempatan ini seminar mengundang tiga narasumber yang memiliki segudang prestasi di bidangnya masing-masing, narasumber pertama adalah Ibu Angelina Yusridar Mustafa yang merupakan program coordinator untuk SIMAVI Indonesia, narasumber kedua adalah Ibu Vita Aristyanita, beliau adalah behavioural change specialist Wahana Visi Indonesia, kemudian narasumber ketiga seminar ini adalah Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, M.A. yang sudah tidak asing bagi kita semua, beliau saat ini menjabat sebagai ketua program studi S2 IKM FK-KMK UGM.

Seminar dibuka oleh Dr. Daniel, M.Sc yang merupakan dosen di Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM, sekaligus moderator yang memandu jalannya seminar. Untuk ice breaking peserta diminta untuk membuka menti.com dimana peserta dapat berpartisipasi dalam menjawab kuesioner singkat yang sudah dipersiapkan, alhasil dari kuesioner tersebut adalah sebagian besar peserta yang mengikuti seminar ini belum pernah terlibat dalam LSM dan kata yang paling menonjol dari para peserta untuk mendeskripsikan seminar ini adalah “kolaborasi” dan “kerjasama”. Dari hasil kuesioner singkat maka seminar ini membuka kesempatan bagi peserta untuk masuk ke dalam dunia LSM.

Memasuki inti acara, Ibu Angelina Yusridar Mustafa memaparkan presentasinya membahas “Kolaborasi riset dari sudut pandang LSM/praktisi1: peluangan, pembelajaran, tantangan” Ibu Angelina memulai presentasinya dengan menjelaskan apa itu SIMAVI, yang dimana SIMAVI ini merupakan NGO tertua di Indonesia yang sudah dibangun sejak tahun 1925 yang bergerak di bidang WASH dan kesehatan reproduksi.

SIMAVI menjelaskan bahwa area kekhawatirannya ini berkoresponden dengan Good Health and Wellbeing, Gender Equality, Clean Water and Sanitation, dan Partnership for the Goals dalam SDG’s (Sustainable Development Goals). SIMAVI juga pernah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia maupun di luar negeri, dan saat ini SIMAVI sedang bekerja sama dengan UNICEF untuk membangun aplikasi khusus untuk melacak siklus menstruasi.

Di akhir presentasinya Ibu Angelina menjelaskan dengan segala tantangan yang pernah dilalui membuka kerja sama antara LSM dan universitas membuka banyak kesempatan seperti membuahkan impact yang sangat besar, karena pengetahuan yang dimiliki oleh perguruan tinggi dan networking yang dimiliki oleh LSM, memiliki riset monitoring yang sangat berkualitas, dan riset berbasis bukti akan membantu SIMAVI untuk mencapai target dengan lebih baik lagi.

Berlanjut ke acara selanjutnya dimana Ibu Vita Aristyanita membawakan topik yang sama dengan Ibu Angelina Yusridar Mustafa namun dijelaskan dari perspektif Wahana Visi Indonesia, yang merupakan organisasi kemanusiaan Kristen yang menempatkan anak sebagai fokusnya dan berjalan di 4 sektor yaitu kesehatan, pendidikan ,ekonomi, perlindungan anak yang sudah mengerjakan programnya di 31 area  melibatkan 65 Kota/Kabupaten.

Sama seperti SIMAVI, Wahana Visi Indonesia telah berkolaborasi dengan perguruan tinggi di Indonesia dan salah satunya adalah dengan Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, FK-KMK UGM dengan fokus penelitian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Nusa Tenggara Timur, pengaruhnya terhadap stunting pada balita. Dari kolaborasi ini Wahana Visi Indonesia dan pihak perguruan tinggi dapat berbagi temuan penting, hasil penelitian juga bisa dilanjutkan menjadi program intervensi Wahana Visi Indonesia, dan tentunya penelitian bisa digunakan untuk menjadi bahan advokasi.

Di sesi berikutnya Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, M.A. berbagi penelitian yang akan dilakukan oleh beliau dan beliau mengundang para peserta untuk berkolaborasi untuk mengerjakan penelitian ini yang berjudul “Community Based Research and Citizen Science: Role of University and NGO’s” seperti judul di penelitian beliau, Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri menegaskan betapa pentingnya komunitas dalam sebuah program atau penelitian, karena aksi-aksi seorang individu yang tidak mengerti sepenuhnya dengan komunitas yang terlibat dalam penelitian atau programnya akan menimbulkan celaka pada komunitas yang sebenarnya ingin dibantu. Komunitas ini sebenarnya adalah pihak yang paling paham mengenai apa yang sedang terjadi di sekelilingnya namun tidak memiliki kapasitas untuk membuktikannya secara ilmiah atau akademik, maka pentingnya untuk dikembangkannya citizen science di komunitas-komunitas yang ada.

Dengan bahan diskusi yang sangat menarik, di sesi tanya jawab para peserta sangatlah antusias untuk bertanya kepada para narasumber sampai di penghujung acara masih banyak pertanyaan yang diberikan oleh para peserta, sebelum acara ditutup para narasumber memberikan closing statement dimana Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, M.A. berpesan kepada mahasiswa, peneliti, praktisi public health jangan lupa dengan community, kuatkan aspek-aspek yang kita ingin kembangkan dan jadikan community sebagai subject dalam program, kemudian Ibu Vita Aristyanita berpesan bahwa Wahana Visi Indonesia menyambut baik bagi pihak yang ingin bekerja sama untuk melakukan riset, melakukan programnya, dan mengawal programnya, dan pemikiran baru dari teman-teman akademisi akan sangat bermanfaat untuk perbaikan program dan tetaplah berkolaborasi tanpa menimbulkan konflik kepentingan. Dan Ibu Angelina Yusridar Mustafa berpesan bahwa mulailah dari hal yang paling kecil, yaitu komunikasi dengan stakeholder seperti NGO, pemerintah, atau masyarakat ketika menyelenggarakan riset.

Seminar rabuan selengkapnya dapat dilihat melalui Channel YouTube Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial pada link berikut ini: