UGM Dukung Pemeriksaan Kesehatan Gratis melalui Health Promoting University

Yogyakarta, 17 Juni 2025 — Dr. Supriyati, S.Sos, M.Kes., dosen dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM, menjadi narasumber dalam pertemuan “Advokasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Labkesmas” yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Alana Yogyakarta, dengan dihadiri perwakilan dari instansi pemerintah seperti dinas kesehatan dan jajarannya, perwakilan perguruan tinggi di Yogyakarta, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Dalam paparannya materinya yang bertajuk “Implementasi Health Promoting University untuk mendukung Cek Kesehatan Gratis”, Dr. Supriyati menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan. Program cek kesehatan gratis (CKG) semestinya tidak menjadi program mandiri yang terlepas dari program-program kesehatan lainnya. Sebelumnya, pada tahun 2007 pemerintah telah meluncurkan program CERDIK sebagai sarana pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular yang dimulai dengan Cek Kesehatan Secara Berkala. Dengan demikian, CKG adalah sarana untuk mengetahui kondisi kesehatan diri (skrining) sehingga dapat diikuti dengan berbagai perilaku sehat yang diperlukan seperti aktivitas fisik, pola makan sehat dan lain-lain.
Sebagai kampus yang telah mendeklarasikan diri sebagai Health Promoting University (HPU) sejak 2019, UGM telah mengembangkan berbagai program dan layanan yang tidak hanya menyasar sivitas UGM, tetapi juga masyarakat sekitar kampus. Berbagai program tersebut sangat sejalan dengan program pemerintah, termasuk CKG. Program-program HPU seperti literasi kesehatan dan posbindu, aktivitas fisik, pola makan sehat, zero tolerance untuk perilaku merokok dan alkohol serta obat-obatan terlarang, serta program yang berkaitan dengan kesehatan mental sangat sejalan dan mendukung CKG. UGM juga telah lama memberikan fasilitas general check up (Medical check up – MCU)kepada staf yang telah berusia 35 tahun. Sementara itu, bagi mahasiswa pemeriksaan kesehatan dilakukan melalui posbindu maupun beberapa kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh GMC dan klinik korpagama, termasuk pada saat mahasiswa akan melakukan KKN. Selain itu, dalam program HPU juga terdapat beberapa program yang dapat menjadi sarana tindak lanjut dari temuan hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan.
Menurut data Dinas Kesehatan DIY yang tercantum dalam surat undangan nomor B/400.7.27/1599/D13 tanggal 11 Juni 2025, cakupan layanan CKG di DIY baru mencapai 1,26% dari target populasi. Di sisi lain, Yogyakarta memiliki banyak sekali perguruan tinggi, dan berbagai perguruan tinggi yang besar di Yogyakarta telah menginisiasi HPU di kampusnya. Oleh karenanya, perguruan tinggi menjadi stakeholders potensial bagi Dinas Kesehatan dalam mendukung CKG.
Kegiatan ini juga sejalan dengan kerangka kerja nasional dan regional terkait transformasi layanan kesehatan berbasis promotif dan preventif, sebagaimana dijelaskan dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan dan diperkuat oleh Renstra HPU UGM 2022–2027.
Melalui sinergi pentahelix antara pemerintah, akademisi, masyarakat, swasta, dan media, pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju cakupan CKG yang lebih luas dan merata, terutama di wilayah DIY.
Kolaborasi ini secara langsung mendukung pencapaian SDGs Goal 3 (Good Health and Well-being), khususnya target 3.8 tentang akses layanan kesehatan universal, serta Goal 17 (Partnerships for the Goals) melalui penguatan kemitraan multipihak.
Penulis : Zilfani Fuadiyah Haq
Editor : Ari Prayogo Pribadi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!