,

Memperkuat Ketahanan Pangan Perkotaan: Integrasi Pengelolaan Sampah Mandiri dan Praktik Pertanian Perkotaan di Kampung Blunyahrejo

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Piyungan sebagai tempat pembuangan dan pengolahan akhir sampah di Yogyakarta sudah melebihi kapasitas. Pemerintah Kota Yogyakarta menginstruksikan masyarakat untuk melaksanakan gerakan “zero sampah anorganik” melalui SE Walikota Yogyakarta Nomor 660/6123/SE/2022. Menindaklanjuti hal tersebut, salah satu arahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta yaitu pengelolaan sampah organik mandiri, terutama jika terdapat kebun atau Ruang Terbuka Hijau Publik terdekat.

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (FKKMK-UGM) merespon dengan menerjunkan Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) yang diketuai oleh Aditya Lia Ramadona, Ph.D (Dosen Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial) yang memfokuskan pada upaya peningkatan literasi masyarakat Blunyahrejo. Tim Abdimas, secara khusus menyasar Kelompok Tani Tumuju Guyub, untuk meningkatkan pemahaman mengenai pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos, dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut.

Sebelum melaksanakan program, Tim Abdimas terlebih dahulu melakukan penilaian kebutuhan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan sasaran kegiatan, yakni Kelompok Tani Tumuju Guyub. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tingkat kesiapan sasaran terkait pengelolaan sampah dan praktik pertanian perkotaan. Berdasarkan hasil FGD, selanjutnya dibahas aspek teknis pelaksanaan dan pengembangan media edukasi serta materi pelatihan.

Pelatihan yang diberikan mencakup empat pokok bahasan utama, yaitu: (1) pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos; (2) praktik pertanian perkotaan; (3) manfaat aktivitas budidaya tanaman sebagai kegiatan fisik; dan (4) keamanan swamedikasi tanaman obat keluarga. Kegiatan pelatihan berlangsung selama 2 hari dan tidak hanya diikuti oleh anggota Kelompok Tani Tumuju Guyub, tetapi juga melibatkan perwakilan RW, anggota PKK, dan organisasi kepemudaan di wilayah Blunyahrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta.

Program Abdimas tidak hanya berhenti pada tahap implementasi, tetapi tim juga melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat menjadi mandiri walaupun Tim Abdimas sudah tidak melakukan pendampingan. Salah satu luaran dari Program Abdimas, yang berjudul “Pemanfaatan Kegiatan Pertanian Perkotaan dalam Pemberdayaan Lansia Sehat dan Produktif,” telah dipresentasikan dalam Forum Ilmiah Tahunan IX IAKMI di Universitas Indonesia pada tanggal 10-12 November 2023.

Melalui fokus pada pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos, praktik pertanian perkotaan, dan peningkatan literasi masyarakat, kegiatan Abdimas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap SDG-2 dan SDG-3 melalui pemberdayaan masyarakat Blunyahrejo untuk mencapai ketahanan pangan dan memastikan kehidupan yang sehat serta kesejahteraan bagi semua usia. Selain itu, dengan melibatkan berbagai pihak termasuk kelompok tani, perwakilan RW, PKK, dan organisasi kepemudaan, kegiatan ini juga mendukung SDG-8 dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta SDG-11 melalui kota dan permukiman yang inklusif, aman, tahan lama, dan berkelanjutan. Dengan demikian, kolaborasi melalui Abdimas bukan hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga memberikan dasar yang kokoh untuk mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan yang lebih luas.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.