,

Pemanfaatan Tripple Kill Maggot untuk Meningkatkan Taraf Kehidupan Masyarakat di Kulon Progo

Yogyakarta, layaknya daerah padat penduduk di Indonesia lainnya, tengah dirundung permasalahan pelik – sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, penampung utama sampah di wilayah tersebut, tidak lagi mampu menampung sampah yang masuk dari berbagai daerah di DIY. Berdasarkan data nasional, lebih dari 40% dominasi sampah yang dihasilkan masyarakat diduduki oleh sampah organik utamanya sisa makanan (MENLHK, 2023). Ironisnya, jenis sampah ini sebenarnya mudah dikelola di tingkat rumah tangga atau komunitas karena terurai alami menjadi kompos dalam waktu 1-2 bulan. Proses penguraian pun dapat dipercepat dengan bantuan mikroorganisme seperti cacing atau maggot. Sayangnya, alih-alih dikelola mandiri, sebagian besar sampah organik justru berakhir di TPA.

Menyikapi hal tersebut, tim pengabdian masyarakat dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FKKMK UGM yang beranggotakan Dr. Daniel, M.Sc (Ketua), Ari Prayogo Pribadi, Ph.D, Heri Pratikno, dan Rase Widjaya Castro, turun tangan mengembangkan program pendampingan pengolahan sampah organik dengan maggot di Kecamatan Samigaluh. Program ini tak hanya bertujuan mengatasi permasalahan sampah organik di tingkat lokal, namun juga sejalan dengan semangat SDGs (Sustainable Development Goals) yakni SDGs 3: Good Health and Well-being yang menekankan pada kesehatan lingkungan yang dapat dapat mengurangi risiko penyakit terkait lingkungan bagi Masyarakat, dan SDGs 11: Sustainable Cities and Communities yang mendorong pengelolaan sampah berkelanjutan

Program pendampingan ini meliputi beberapa langkah strategis. Pertama, tim akan melakukan pendampingan lanjutan kepada komunitas, kelompok, atau individu yang tertarik memanfaatkan maggot dalam pengolahan sampah organik. Pendampingan ini bersifat teknis, dengan menyediakan dokumen berupa flyer atau mengadakan pelatihan bersama narasumber terkait. Tak hanya itu, tim pengabdian juga akan menjalin pendekatan dengan pihak kecamatan dan desa setempat untuk mendapatkan dukungan dana atau sumber daya lainnya.

Selanjutnya, penyusunan rencana teknis terkait pemanfaatan maggot, kemudian pembuatan dan penyediaan bahan atau perlengkapan yang dibutuhkan. Tak berhenti sampai disitu, program ini juga akan memastikan kualitas produk turunan maggot melalui uji laboratorium. Uji ini bertujuan mengetahui kandungan protein pada maggot kering/pelet serta kandungan unsur hara pada pupuk kompos. Setelah produk maggot dan kompos teruji kualitasnya, tim pengabdian akan membantu para peserta program dalam mencari pangsa pasar. Petani, peternak unggas, burung, dan ikan menjadi target potensial untuk penjualan maggot kering dan kompos. Promosi melalui media sosial dan penjualan online pun akan dieksplorasi. Lebih lanjut, potensi peternakan ayam dan ikan yang menggunakan maggot sebagai pakan juga akan dijajaki. Dengan terbukanya peluang ekonomi, program ini diharapkan tidak hanya berdampak pada pengelolaan sampah berkelanjutan, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Samigaluh.

Kerja sama antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah seperti yang dilakukan di Samigaluh ini menjadi contoh nyata kontribusi perguruan tinggi dalam pencapaian SDGs yakni SDGs 17 (Partnership for the Goals). Diharapkan, Kecamatan Samigaluh dapat menjadi daerah dampingan Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FKKMK UGM secara berkelanjutan mulai tahun 2024. Selain itu, program ini juga berpotensi menjadi lokasi penelitian tesis atau non tesis mahasiswa, sehingga terjalin kolaborasi yang erat antara akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pada akhirnya, sinergi antara berbagai pihak inilah yang akan menentukan keberhasilan pengelolaan sampah berkelanjutan dan berkontribusi pada terwujudnya lingkungan yang sehat dan lestari.

 

Sumber:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KEMNLHK). 2023. Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah. KEMNLHK. (Serial Online). https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/. Diakses pada Mei 2024.

Penulis               : Latika
Editor                  : Zilfani, yusuf, dan Ari

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.